Facebook
telah digemari banyak kalangan. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Update
status via fb(facebook) sepertinya menjadi tren di zaman globalisasi seperti
sekarang ini. Tiada hari tanpa update status dan unggah foto maupun video di dunia
maya. Peristiwa yang terjadi baik suka maupun duka diunggah ke internet melalui
jejaring social yang sangat popular seperti fb ini. Untuk mengetahui isi hati,
perasaan, karakter dan kehidupan seseorang saat ini sangat mudah. Cukup dengan
melihat kronologi si empunya facebook kita dapat mengetahui siapa si A dan
siapa si B, ya meskipun tidak semua orang memiliki akun fb. Namun di zaman
sekarang ini hampir setiap orang khususnya anak muda dan orang tua yang melek
IT memiliki akun fb.
 |
Tidak ada lagi privasi antara murid dan guru di Fb |
Jika
pertanyaanya adalah bagaimana jika guru dan murid berinteraksi di dunia maya
melalui jejaring social yang bernama facebook ini? Apakah privasi seorang guru
dibiarkan saja oleh murid-muridnya? Tidak ada sekat lagi antara guru dan murid.
Privasi tiada lagi sebuah hal yang dijaga. Guru dan murid di zaman sekarang ini
tiada lagi memiliki batas-batas lagi. Nilai-nilai budaya kita sebetulya telah
dan sedang tergusur oleh kecanggihan teknologi yang bernama facebook. Kalau zaman
dahulu murid begitu respect dengan gurunya, maka sekarang ini guru dan murid
sudah terbiasa berinteraksi di dunia maya. Murid mengetahui update status
gurunya begitu juga dengan gurunya. Awalnya ini sesuatu yang janggal namun
beginilah faktanya sekarang ini privasi tiada lagi menjadi sesuatu yang jaga
justru sekarang ini diekspose dengan bangga. Di zaman sekarang ini suda terjadi
pergeseran nilai etika, sopan santun, tata krama atau ungah ungguh antara yang
tua dan yang muda, antara murid dengan guru.
Perkembangan
teknologi semakin cepat dan dunia telah berubah. Dari zaman tradisional menjadi
zaman modern. Dari zaman manual menjadi zaman digital. Namun kemajuan ini
perlahan-lahan telah mengikiskan nilai-nilai budaya bangsa salah satunya adalah
sopan santun atau beretika antara yang tua dan yang muda. Bagaiaman menurut
anda dengan fenomena facebook di kalangan guru dan murid yang akhir-akhir ini
mewarnai laman facebook? Menurut saya pribadi, tidak sepatutanya seorang guru
berinteraksi melalui facebook dengan muridnya. Seperti yang sudah saya singgung
sebelumnya. Sebaiknya dunia guru tidak terlalu diketahui oleh murid-muridnya. Apa
kata muridnya nanti jika si guru ketahuan lagi galau, lagi ada masalah yang
sifatnya pribadi, apa jadinya jika guru melalui update nya melontarkan status
yang tidak sepantasnya diketahui oleh siswa-siswinya. Sejauh ini saya mengamati
guru tidak memfilter facebooknya artinya ketika update status tidak difilter mengenai
siapa yang bisa melihat update statusnya. Yang ada mereka membiarkan siapa saja
melihat dan mengetahui setiap update statusnya. Setingan masih dalam keadaan “public”
sehingga siapa saja bisa melihat dan membaca tak terkecuali murid-muridnya.
Saya
sendiri sangat tidak setuju dengan fenomena facebook antara guru dan murid. Sebaiknya
guru tidak terlalu dekat dengan murid. Sebaiknya guru tidak terlalu terbuka
dengan murid. Berteman facebook dengan murid sendiri justru akan membiarkan
privasi kita diketahui oleh murid. Sekali lagi saya menegaskan bahwa kita
berbicara mengenai tata krama dan etika guru dan murid. Facebook yang terlalu bebas
menjadi sesuatu yang negative. Memang facebook memiliki manfaat yang besar
namun dalam konteks guru dan murid, dalam konteks privasi dan tata krama ini
tidak dibenarkan. Guru adalah seorang pendidik, seorang pengajar yang digugu
dan ditiru, sudah sepantasnya dihormati oleh anak didiknya, sudah sepatutnya
menjaga privasinya di depan anak didiknya. Bukan sebalinya mengeskpose dirinya
sendiri melalui dunia maya tanpa control sehingga diketahui oleh muridnya.
Download Artikel ini